RSS

Pada kesempatan ke dua di bandara Soetta

Sabtu 29 juli 2014, atau dua hari menjelang lebaran 2014. saya liputan di bandara lagi!!!

Kami tidak punya pilihan lain, saya beserta tim harus merelakan diri jajan kenyang
kembali di RED CORNER terminal 1A area kedatangan Soetta. Mencari tempat makanan lain, harus keluar bandara dan jauh. Sementara kami harus menghemat waktu mau live lagi jam 8an malem. Di samping, pilihan makanannya juga banyak. sambil berharap tidak bertemu harga super mahal lagi untuk ukuran saya.

Dan inilah jajan kami.

Rasyid sang kameraman memilih food court  A & W dan pesen menu ciken-cikenan. saya mencoba nasi padang. Pilot saya jajan di food court yang mirip warteg namun agak elegan.

Rasyid:
sepotong iga ayam = 21.000
nasi putih segepok = 8.000
segelas coca cola = 13.000
aqua              = 6.000
total  = 48.000 rupiah


                                             Rasyid dan menu nya

saya:
Telor rebus dikasi cabe goreng = 10.000
terong pete balado ijau = 16.000
nasi putih segepok = 9.000
aqua = 9.000
total = 45.000 rupiah


                                             menu pesenan saya

driver:
nasi putih segepok = 9.000
telor dadar  = 14.000
sayur kacang kol = 4.545
teh panas = 9.000
pajak = 3.655
Total = 40.000 rupiah
*sumber: struk belanja masing-masing

                                            bang driver dan menu nya

Lihat sendiri kan daftar harganya? lalu asumsikan sendiri deh, apa itu murah atau sebaliknya....

Tadi pas lagi mesen gitu, saya berani nanya-nanya ke mas kasir.

"Mas, beneran aja terong goreng seuprit gini enam belas ribu?"
"Iya mas"
"Apa ga pernah tanya gitu ke pemiliknya, kenapa bisa semahal ini?"
"enggak mas"
"tapi menurut mas ini mahal gak?"
"iya mas"
"Trus, telor ayam rebus segini sepuluh ribu, tega banget sih?

dia hanya senyum sambil terus mencet-mencet tombol di meja kasir.

"Ini aqua juga, mahal banget. Ini yang punya orang Padang beneran?"
"Enggak mas, orang Korea,"
"Oh dia beli merk dagang aja gitu?"
"Iya kali mas"
"Suami istri orang korea?"
"ho oh mas"

Keknya si mas ini udah mulai males menjawab pertanyaan saya ini. Lalu saya mengeluarkan uang lima puluh ribu, dikembaliin 5 ribu sampai di meja makan, rasyid udah duduk manis sambil ngunyah-ngunyah menu ciken andalannya.

"kena berapa lu cid?"
"hadeuuuhhh nombok ki!"
"Ya berapaan?"
"42 ribu"
"Si ali aja kemarin 50 ribuan,"

Rasyid kemudian menarik nafas dengan tatapan pasrah sambil khusuk ngunyah-ngunyah, persis TKI baru ketipu di bandara hong kong! heheheheh....

Kemudian, gak lama driver bergabung. Saya langsung liat wajahnya dan memperhatikan mimiknya yang juga menyesal! Hahahaah....

"Bang, kena berapaan?"
"empat puluh ribu!"

si abang driver langsung menyuap nasi dengan sobekan telur dadar dengan ekpresi antara marah dendam dan tak rela. Huuuaap!!!

Ya sudah, gimanapun juga, kita harus makan.

Usai serius makan, masih ada waktu menunggu live. Kitapun ngobrol-ngobrol lagi, membahas harga-harga sadis.

"Enak ga bang?" tanya gw ke driver
"Mayan"
"cid, enak!"
"mayanlah ki. Lo?"
"Ga enak, tapi bikin kenyang,"

Hihihihi....

pas asyik ngobrol itu, tiba-tiba ada mba-mba yang lagi lap-lap meja. Dari penampakannya keknya pekerja di food court.

"Mba, permisi sebentar mau tanya"
"Iya, bisa dibantu kakak?" jawabnya ramah menghampir meja kami
"Mba, gerai-gerai makanan disini beneran ya, pada gak pake kompor ga semua?" tanya saya mulai menyelidiki, sambil mengangkat satu alis.
"Iya kakak. Udah gak jamannya juga pake gas,"
"Jadi pake kompor listrik semua?"
"Iya kakak,"
"Emang peraturan bandaranya ya mba, untuk memakai kompor listrik?"
"Iya kakak,"
"Trus, semua gerai makanan disini pada memasak makanan disini dong?"
"Enggak kak. mereka rata-rata masak di luar, lalu bawa kesini tinggal yang udah jadi aja,"


oooooo...oo.....tuhkan!

trus trus

"Kalo mba sendiri melihat harga makanan di sini mahal gak?"
dia hanya tersenyum.

"Mba sendiri kalo makan, tetep jajan disini atau bawa bekal dari rumah?"
"Iya kak,"
"Jajan disini setiap hari gitu?"
"Maksudnya gini kak, kita dapat gratis kok tiap makan siang dari setiap gerai di sini kakak,"


ooooooo....0000....

"Mba kerja di food court yang mana?"
"Oh saya di red cornernya, penyedia tempat, bukan di food courtnya,"
"Makasi ya mba atas informasinya,'
"Iya kak sama-sama"

si mba itupun berlalu.

"Tuhkan Cid, bener apa yang gw bilang"

Rasyid melotot.


Tapi sebelum makan besar ini, kita berbuka dulu dengan menu ringan. teh botol dingin dan roti sobek.


Nah, menu buka puasa ini juga punya cerita menarik nih.

Jadi beberapa menit sebelum buka, saya udah minta tolong driver untuk jajan di indomart.

"I-N-D-O-M-A-R-T ya bang"sebut saya mengeja. penegasan. Berharap jajan di indomart murah dong.
"Letaknya tu di red corner. Abang jalan trus ke ujung, selesai lorong menoleh ke kanan, cari tulisan red corner, trus masuk, cari indomart,"
"Oke"

Uang 50 ribupun berpindah tangan. Gak lama kemudian, si abang datang.

"Ki, ini belanajaan"
"Beli apa aja bang?'
"Teh ijo tiga, sama roti sobek dua. Eh tapi tadi saya pilih yang diskon bang, beli satu gratis satu. lalu saya beli dua, dapet empat,"

Saya langsung terharu. Hiks....driver gw cerdas banget. Peluk cium.

Jadi total belanjaan untuk basahin tenggorokan aja, 31.500. Mayanlah.




Jadi, setidaknya rasa penasaran saya kenapa kalo harga makanan di bandara terutama di Soetta itu mahal, untuk sementara saya sudah menyimpulkan jawabannya apa. Seharusnya, bisa ditanya-tanya lagi ke bagian comercial sesuai petunjuk Pak Dani Indra iryawan selaku airport services senior manager.

Sebelum nulis blogg ini, saya sms Pak Dani. Dan beliau mengarahkan untuk bertanya ke bidang komersil, saya minta PIC bidang tersebut, dibalas doi sebaiknya after lebaran aja, mungkin saja yang dimaksud sedang cuti.

Oke deh Pak.

            Seni terindah, berbuka beberapa detik sebelum live kabar petang sabtu (26/7),adrenalinnya itu beda.


Namun sebelum berangkat ke bandara ........

Hari sabtu ini Saya masuk sore. tiba di kantor jam tiga kurang. Naik ke newsroom di lantai dua, tapi urung ke cubical korlip.Lagi ada rapat sesama korlip keknya. Ya udah saya turun lagi lalu duduk di loby sambil numpang ngecas.

Gak lama kemudian, hape saya bunyi. di layarnya tertulis Korlip.

"Halo?"
"Vargaz, udah dimana?"
"Nih udah di kantor, di lobi,"
"Oh ya udah, lo ke kalimalang ya applus Rifqi,"
"Oh bukan ke bandara ya?"
"Enggak, "
"Ok"

Saya kemudian sibuk mengurusi pekerjaan. Meski sebenarnya saya ngarep sih ke bandara lagi, karena masih penasaran
soal mahalnya harga makanan di red corner.Ada rencana untuk mencoba investigasi kecil-kecilan. Menguak tabir. seenggaknya
saya bisa dapat alasan rasional, kenapa harga makanan di red corner begitu menghempaskan harga diri saya.

Lalu di newsroom, usai ambil duit budget, saya papasan sama paramitha dwi, reporter yang ke bandara sore itu.



                                di newsroom, ketemu Paramitha dwinya musti belok kanan dulu ... heheh

"Hai wi, kemana?"
"Bandara bang, aplus andromeda"
"eh kemarin gue di bandara wi, ambil data-data di posko yang di deket terminal kedatangan 1B ya wi ntar,"

kita terus ngobrol dari lantai tiga trus turun ke lantai dua, teruuuus tu ngoceh soal tips liputan di bandara.
Obrolan tiba-tiba terhenti begitu melintasi meja korlip dan diteriakin oleh korlip on duty, bang Anton.

"Hei vargaz, lo kemana?"
"Lha kalimalang nih, si dwi ke bandara,"
"Oh gitu.  Harusnya lo ke bandara sih, tapi kasian lo semalem pulangnya kemaleman,  biar gak terlalu jauh
makanya gw kasi lo ke kalimalang,"
"Boleh tukeran gak ya bang?"
"Lo ke bandara? mau lu?"

Lalu saya melempar pandangan ke Paramitha Dwi.

"Wi, bolehkah kite tukeran? campersmu udah datang?"
"Belum bang. Campersmu?"
"Udah sih wi, gimana?"
"Oh ya udah, "

Lalu Bang Anton nyeletuk
"Oh ya udah kalo gitu, tukeran aja. Oke fix berarti ya,"

saya dan Paramitha dwi mengangguk-angguk.

Kemudian kami berpisah.

Dalam hati saya, kesempatan ke bandara ini harus saya manfaatkan sebaik-baiknya untuk menjawab rasa
penasaran. Karena saya bener-bener diliputi rasa tidak enak pasca beli mie ayam dua mangkok kena 122 ribu itu.

Disamping tugas meliput tentu saja.

Hap hap hap hap, gw rasyid dan pilot meluncur menuju terminal 1B bandara soekarno hatta.
Gak lama kemdiian tiba di Bandara. Ketemu andro, reporter pagi yang udah resah menanti kedatangan saya. Kamipun kemudian transfer knowledge, dan
biasalah hands over alat. Udah beres, andropun pamit. Tinggal gw seorang, jiaah heheh, sama rasyid dan driver.

Karena proyeksi live masih lama, sisa waktu saya manfaatkan untuk mengumpulkan data terkini terkait arus mudik. Kami berbagi tugas. Rasyid kemudian sibuk dengan peralatannya, pilot kebagian tugas membeli cemilan buat buka.

Kebetulan juga nih, ketemu sodara yang mau mudik ke Padang. Ya udah, kita lepas kangen dulu, jejeritan gemes, abis itu biasalah cerita-crita soal kerjaan kita masing-masing. Dan tentu saja, nitip sedikit oleh-oleh ke keluarga di Padang.

"andro, kenalin nih adik gw," ujar gw ke andromeda mercury, reporter pagi.
 mereka pun kenalan, dan gw foto. Mayan dibawa Erick malko, sebagai cerita dan oleh-oleh bertemu presenter muda berbakat tvOne. Heheheheheh.... Tuh di bawah foto nya:



  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS